Langkah….

Posted: 01/04/2011 in Renungan

Berpikirlah satu langkah ke depan, maka kau akan tau apa yang harus kau lakukan esok.

 

Lanjutkan beberapa langkah kedepan, maka kau akan mampu merencanakan agenda mingguanmu.

 

Teruslah melangkah beberapa jarak lagi ke depan, maka kau akan memiliki gambaran target bulananmu.

 

Lanjutkan terus sampai beberapa lama, maka kau telah mampu merencanakan hidupmu untuk beberapa tahun ke depan.

 

Namun, seandainya sejak awal kau tak melangkah….melainkan terus berlari sampai akhir.

 

Maka kau tak perlu pusing lagi memikirkan rencana esok, minggu depan, bulan depan, atau beberapa tahun mendatang.

 

Karena kau telah mengetahui akhir hidupmu, kenapa kau ada, dan untuk apa kau ada.

 

Karena setelah itu, kau pasti tau apa yang harus kau lakukan……taukah kau…..? hmm…kuyakin kau pasti tau…..

Citra…

Posted: 25/03/2011 in Renungan

Kita seringkali……

Sibuk pada pencitraan, semuanya tentang tampilan, bagaimana tampil di depan si ini, bagaimana bersikap di depan si anu, bagaimana agar terlihat baik, berwibawa, keren, dll

Akhirnya kita……

Lupa pada yg esensi, karena yg penting bukanlah bagaimana diri kita di mata si ini atau si anu, tapi bagaimana diri kita yg sesungguhnya.

Kini…..

Saatnya untuk berubah…..bukan bagaimana terlihat baik, tapi bagaimana menjadi baik…!!

Karena bangkai akan tetap busuk meskipun dikemas dengan peti emas 24 karat

Karena berlian akan tetap berharga meski kau tenggelamkan ke dalam lumpur ratusan meter

Bukan seorang yang sempurna yang kucari. Karena, bagaimanalah mungkin ada seorang yang sempurna diantara kerumunan manusia yang tidak sempurna.

Namun, bukankah manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna ? ya, manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Karena ia diciptakan dengan begitu banyak kelebihan dibandingkan makhluk-makhluk Allah yang lainnya.

Namun itulah awal kejatuhan dan kehancuran kita, ketika kita terlalu sombong dengan memposisikan diri kita sebagai makhluk Allah yang paling sempurna. Kita lupa, bahwa kita hanyalah makhluk Allah yang paling sempurna. Bahwa kita sempurna sebagai makhluk, bukan Khalik (Pencipta). Sedangkan kesempurnaan seorang makhluk terletak pada ketidaksempurnaanya. Pada kebutuhannya akan Khaliknya, Sang Penciptanya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita seringkali lupa bahwa kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Allah semata, bukan kita.

Lalu, bagaimanakah aku menginginkan manusia yang sempurna. Ketika manusia-manusia yang “mengaku” dan “merasa” sempurna hanyalah kumpulan manusia-manusia bodoh yang tertipu oleh ego dan kesombongannya tentang sebuah kata, “sempurna”.

Ya, yang kucari adalah seseorang yang tidak sempurna, yang menyadari ketidak sempurnaan dirinya, dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Bukan seorang yang tidak sempurna namun merasa sempurna, sehingga ia lalai akan kekurangan-kekurangan dirinya

Yang kucari adalah seorang yang rapuh, yang begitu membutuhkan Rabbnya. Bukan seorang yang angkuh, yang merasa dirinya yang paling hebat.

Yang kucari adalah pribadi seorang hamba sejati, seorang yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Rabbnya.

Namun ia adalah pribadi yang paling kuat, karena tak satupun manusia yang mampu berdiri di atasnya. Sebab, hanya kepada Allah sajalah ia menghamba.

Ya, yang kucari adalah pribadi seorang manusia sejati. Pribadi “makhluk” yang paling sempurna

Yang kucari… adalah diriku yang paling sempurna, dengan kesempurnaanku sebagai seorang makhluk, sebagai seorang hamba sejati dihadapan Rabbnya.

Zulfikri A M, 3 Syawwal 1430 H

Untuk yang bercinta

Posted: 15/12/2010 in Renungan

Assalamualaikum Wr Wb

Hallo.., sobat tercinta. Semuanya pasti udah pernah denger kan kata-kata cinta? Ayo.. pasti udah khan! (yang belom coba cari di kamus bahasa). Tapi.., apa semuanya udah tau apa seh cinta itu? Pasti semuanya kompaq tuk teriak “udah”, ya nggak? Tapi.., tapi lagi neh, apa kita semua udah bener2 tau apa seh yang namanya cinta or makna sesungguhnya dari cinta? Nah lo.. udah mulai ragu2 nih, or masih tetep yakin sure kalo lo udah tau pasti apa makna cinta? Anyway.., whatever you think about love, let’s try to understand what the meaning of love is! Mao nggak? Kita pikirin bareng2 aja apa seh cinta itu! Caranya, ya kita liat aja apa perilaku and sikap kita dan lingkungan kita selama ini sudah menunjukkan indikasi/tanda2 or gejala adanya cinta. Kalo mau terusin aja baca paragraf di bawah ini. Kalo nggak!……. ya baca aja paragraf dibawah ini. Nggak ada salahnya kan, siapa tau bakal berguna bagi kita semua. Ya nggak? (iya aja deh, ok)

So., mau ikut mikirin kan apa seh cinta itu. Nah kalo udah siap tuk mikir, coba jawab pertanyaan dibawah ini..(eit jangan berenti, terusin bacanya, ok)

banyak diantara kita yang sering mengatasnamakan cinta, tapi apa tindakan kita udah benar2 mencerminkan cinta? Or belom? Atou malah gak ngerti apa maksud tindakan2 kita slama ini?

sudah mampu belom mempersembahkan yang terbaik(ce ile..) bagi orang2 yg kita cintai? Belum? Atau nggak tau?

sudah mampukah kita melindungi orang2 yang kita cintai dari kejahatan kita sendiri? Atou belom? Or malah gak tau lagi apa aja tindakan kita yg bisa membuat orang yg kita cintai menderita.

nah.., trus apa kita udah mampu mencintai diri kita sendiri?Atau belum?Atou malah gak ngerti?

kalo kata2 cinta menyebabkan…(soriy mungkin kasar, anyway gue sebutin juga)

  • kehormatan wanita2 ternodai(gak bisa dicuci pake sabun loh)
  • cewek2 hamil diluar nikah, and sampe ada yg bunuh diri segala.
  • ortu sama anaknya sampe putus hubungan tus, tus, tus, gitu.
  • Bayi2 sampe dibuang ke tong sampah trus ada yg dikubur hidup2.
  • Bokap merkaos anake, or paman menodai keponakan gitu(ah.. pokoknya macan makan anak deh, padahal macan aja nggak setega itu)
  • Cewek2 jadi(sory) pengumbar nafsu kaum cowok
  • Trus banyak anak2 kecil dilecehkan, ada yg ngemis, gak punya tpt tinggal and kita diem aja ngeliat semua tiu(sory maksudnya itu)

So.., dimana cintanya? Apa dong arti segala kata2 cinta yg terucap kalo Cuma membawa derita?
Tau nggak? Eh jangan bengong aja!(awas lo mikir macem2). Tau nggak? Atou..ayolah jangan pura2 gak ngerti.

ketika kita ngeliat semua kekacauan tsb, ada yg menderita dll. Apa yang kita rasakan? Prihatin? Marah? Or cuek aja, lagian bukan gue ini yg kena musibah.

Nah, sobat semua. Udah dijawab kan(kalo belom baca lagi dari atas), kalo udah sekarang coba deh kita pikir2. apa selama ini kita udah bener2 ngerti cinta. Apakah segala yg kita lakuin udah mencerminkan cinta? Atou Cuma setengahnya? Or malah nggak mencerminkan cinta sama sekali? Ayo.., jujur aja dech. Jawabanya kan untuk kamu juga, ya nggak?

So, yang pasti untuk tau apakah selama ini kita udah bener2 memahami cinta apa nggak. Kita harus ingat beberapa point berikut (inget lho).

Kalo mo tau cinta itu kayak gimana, so kita harus belajar dari nyang nyiptain cinta dong. Yaitu Allah, zat yang maha mencintai. Trus inget-inget deh kata-kata ini:

  • Cinta Allah itu ada disetiap hembusan nafas kita, disetiap pandangan mata kita, disetiap waktu yang terlewati, dan disegala ciptaa-Nya. So rugi loh kalo semua itu gak bisa kita manfaatkan dengan baik. Sayang-sayang kan, cinta gitu loh!
  • Cinta Allah itu gak pernah pilih kasih, buktinya dari yang item, yang putih, yang tinggi, yang pendek, yang kurus, or yang gemuk. Semuanya masing-masing dapet jatah cinta-Nya. Udah gitu gak peduli tuh manusia taat atau durhaka pada-Nya. Pokoknya cinta-Nya mengalir aja terus tanpa henti. Gak percaya? Kalo kita nggak dapet jatah, mana mungkin kita masih bisa nafas. Ya nggak?
  • Cinta Allah tuh jeck! Nggak pernah pake yang namanya pelit. Cinta-Nya bisa dateng lewat jalan mana aja (jalan raya juga bisa koq). Contohnya, sehat itu adalah bukti cinta Allah pada kita, dengan sehat kita mampu berbuat banyak amal baik, sehingga kita mampu mencapai syurga-Nya, tapi sakit… ya…, sakit cinta Allah juga koq, karena dalam sakit dosa2 kita diampunin lho! Sehingga dosa2 kita bisa terhapus. Ya kan! Coba kurang apa cinta-Nya? Dikasih sehat kita untung, dikasih sakit juga untung, dermawan bgt khan?
  • Manusia itu tempatnya khilaf dan lupa, jadi besar kemungkinan untuk salah. Hanya Allah saja yang selalu benar karena ia sumber segala kebaikan. Jadi kebenaran adalah ketika kita sudah berlaku sesuai dengan ketentuan Allah.
  • Nggak selamanya yang kita anggap benar itu adalah benar, karena penilaian manusia seringkali subjektif sehingga kebenaran dari pemikiran manusia nggak bisa mutlak, atau bahkan salah total.
  • Dalam hidup ini, masih ada banyak hal yang nggak terlihat. Dan seringkali kebenaran tersembunyikan dan tertutupi karena keterbatasan kita dalam memandang sesuatu hal. Karena pada hakikatnya kita adalah makhluk yang serba terbatas.

So, tunggu apa lage….dah tau kan kita memiliki pandangan dan kemampuan untuk memahami sesuatu dalam taraf yang sangat terbatas, jadi, kenapa nggak kita coba bersama-sama untuk meminta kepada Allah agar Ia menunjukkan pada kita apa sesungguhnya kebenaran dibalik setiap kejadian. Termasuk cinta, Tanya dong sama Dia apa sih CINTA SEJATI itu. Ya nggak?

To sobat2 gue, mari kita belajar untuk memahami hakikat hidup ini. Jangan pernah putus asa karena Dia selalu ada, dan tak pernah berhenti merawat kita. Di setiap kehendakNya selalu ada hikmah yang tersembunyi, karena itu jangan pernah menyerah untuk menemukannya.

CINTA YANG PALING TULUS ITU SERINGKALI HADIR TANPA DISADARI, IA SERINGKALI ADA DALAM HAL-HAL KECIL YANG MUNGKIN TAK TERLIHAT NAMUN MEMILIKI ARTI YANG BESAR.

JANGANLAH MENCINTAI UNTUK MENGHARAP TAPI UNTUK MEMBERI, MELINDUNGI, DAN MENOPANG APA YANG ENGKAU CINTAI.

DAN CINTA TERBESAR HANYA UNTUK ALLAH SWT YANG MAHA MENCINTAI
KEPADANYA KITA KAN KEMBALI

Wasalamualaikum Wr Wb

Zulfikri Ali Ma’sum

Hidup adalah sebuah arena panjang pembelajaran serta ujian. Dalam kehidupan kita akan disuguhkan dengan berbagai kejadian dan persoalan yang mengharuskan kita untuk belajar, memilih, dan memutuskan. Tentunya untuk melewatinya kita memerlukan sesuatu yang disebut “ilmu”. Layaknya semua pusat pembelajaran yang ada, pusat pembelajaran raksasa yang bernama “Dunia dan Kehidupan” ini juga memiliki visi & misi. Visi & misi ini tentuya ditujukan untuk menjadi patokan, atau standar kelulusan bagi para peserta didik yang berada di dalam pusat pembelajaran ini.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. 51:56)

Firman Allah diatas dengan jelas menunjukkan tujuan keberadaan jin dan manusia di dalam pusat pembelajaran raksasa ini, yaitu untuk menyembah Allah. Dengan kata lain, untuk bisa lulus dari pusat pembelajaran ini patokannya sangatlah jelas. Kita harus berusaha sebaik-baiknya dalam menyembah dan mematuhi Allah untuk bisa lulus dengan predikat yang memuaskan.

Dunia telah meluluskan begitu banyak angkatan, banyak yang lulus, banyak pula yang gagal. Namun diantara semua angkatan yang pernah ada, ada satu angkatan yang sangat luar biasa dan fenomenal, sehingga dikatakan sebagai angkatan terbaik yang pernah ada. Mereka adalah generasi Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Bahkan Allah sendiri sampai memuji mereka dalam kitab pedoman kehidupan (Al-Qur’an). Firman Allah:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. 3:110)

Luar biasa bukan, bagaimana Allah memuji mereka. Tentunya hal ini dengan sangat jelas menunjukkan kualitas mereka yang sangat teruji. Dan, sebagaimana halnya lembaga pendidikan dimanapun, ketika seseorang atau suatu angkatan dikatakan sebagai yang terbaik yang pernah ada, tentunya mereka telah berhasil memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga mereka bisa lulus dengan predikat terbaik.

Disinilah perlunya kita, sebagai salah satu diantara sekian banyak peserta didik di pusat pembelajaran ini untuk mencontoh teladan terbaik yang telah disebutkan Allah, yaitu generasi Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Sehingga diharapkan, jika kelak tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan pusat pembelajaran ini, kita dapat keluar sebagai lulusan yang walaupun bukan terbaik, namun setidak-tidaknya baik dan memenuhi kriteria untuk lulus dari pusat pembelajaran ini.

Namun sayangnya, seringkali kita lupa bahwa kita hidup dan berinteraksi dalam sebuah pusat pembelajaran. Sehingga, seringkali kita terlena dengan hal-hal yang sebetulnya tidak urgen, namun cukup menggoda. Layaknya seorang pelajar SMA yang lupa pada tugas utamanya untuk belajar di sekolah karena ia terlalu asyik bermain di rental PS di sebelah sekolahnya. Seperti itulah kita sering menempatkan diri kita dalam kehidupan ini.

Standar yang kita pakai dalam menilai kehidupan ini seringkali rancu dan tidak sesuai dengan “pedoman pembelajaran” yang telah ditetapkan oleh Allah. Bahkan alasan-alasan yang digunakan sebagai pembenaran terhadap standar yang rancu itu pun, lagi-lagi tidak jauh berbeda dengan alasan para pelajar SMA ketika mereka mengatakan bahwa “masa SMA adalah masa senang-senang, masa muda yang harus kita nikmati sepuas-puasnya. Mumpung kita masih muda”. Begitu pula alasan yang seringkali kita pakai dalam kehidupan, “hidup ini hanya sekali, untuk apa dibikin susah. Mari kita nikmati sepuas-puasnya”

Semboyan-semboyan seperti diatas inilah yang sering melenakan kita dalam tugas kita sebagai peserta didik kehidupan. Sehingga menimbulkan orientasi yang tidak jelas dalam pencapaian tujuan kita di dunia. Tujuan kita tidak lagi sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, melainkan sekedar tujuan-tujuan “musiman” yang kebetulan sedang trend di pusat pembelajaran ini.

Seperti bagaimana maraknya kita lihat teman-teman kita sesama peserta didik seringkali justru menjadikan kekayaan, kecantikan, jabatan, dan hal-hal lain yang sebenarnya hanyalah suatu event “musiman” sebagai tujuan keberadaan mereka di dunia. Ini menyebabkan mereka lupa bahwa tujuan utama keberadaan mereka di pusat pembelajaran ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Akibatnya, banyak kita temukan peserta didik yang stress akibat salah kaprah terhadap tujan keberadaaanya di lembaga pendidikan ini. Mereka terombang-ambing dan kehilangan tujuan ketika event musiman yang mereka jadikan tujuan akhir sudah berakhir musimnya.

Penyebab kenapa sampai terjadi hal ini adalah karena pemilihan teladan yang salah oleh para peserta didik di dunia ini. Karena, sebagaimana ada lulusan atau generasi terbaik. Banyak juga generasi-generasi yang buruk atau bahkan bisa dibilang yang terburuk yang pernah berada di pusat pembelajaran ini. Mereka adalah generasi-generasi gagal yang tidak mampu memenuhi tujuan utama keberadaan mereka di dunia. Bahkan mereka lebih terlena untuk menjadikan event-event musiman di dunia ini sebagai tujuan utama mereka.

Namun ironisnya, sebagaimana “the bad boy” cukup disegani dan diikuti oleh para pelajar SMA, begitu pula para generasi terburuk ini sangat disegani dan seringkali dielu-elukan, bahkan diikuti oleh peserta didik pusat pembelajaran yang bernama kehidupan ini. Mereka terlena oleh image “sementara” yang menggambarkan para “the bad boy” sebagai sosok-sosok yang keren dan sukses dalam kehidupannya. Walaupun kebenaran yang sesungguhnya adalah jauh dari semua image tersebut, namun lagi-lagi sebagaimana semboyan strategi pemasaran dan periklanan, bahwa “image sangat menentukan”.

Firaun dan Qarun adalah dua diantara sekian banyak “bad boy” dalam kehidupan dunia ini. Mereka adalah dua orang yang dilaknat dan dikenakan azab langsung oleh Allah karena “kenakalannya”. Namun, sayangnya seringkali kita lebih terlena pada pencapaian-pencapaian “sementara” mereka di dunia dibandingkan dengan kenyataan bahwa mereka telah gagal menempuh pendidikan di pusat pembelajaran ini, sampai-sampai harus dikeluarkan oleh Allah dengan cara yang paling tidak menyenangkan.

Inilah yang harus kita sadari, kita lebih sering terlena dengan image dan hayalan-hayalan di benak kita dibandingkan kenyataan yang seharusnya kita hadapi. Kita lebih sering terlena dengan indahnya dan eksotisnya sebuah piramida, dibandingkan kenyataan bahwa ia dibangun diatas darah dan nyawa para budak belian.

Ya… kita lebih sering terlena dengan hayalan dan imajinasi kita dibandingkan dengan kenyataan yang jelas-jelas terpampang di hadapan kita. Inilah yang menyebabkan kita lebih menyukai ide-ide tentang pembangunan dibandingkan ketauhidan, membuat kita lebih memimpikan kesejahteraan dan kekayaan dibandingkan dengan keimanan. Padahal seandainya kita mau bercermin pada kenyataan, pembangunan, kesejahteraan, kekayaan, kecantikan, harta, pangkat, jabatan, semua itu tidak akan mampu menjamin kelulusan kita dari pusat pembelajaran dan ujian yang bernama kehidupan ini.

Bukankah Firaun layak mendapat gelar bapak pembangunan dunia, karena kesuksesannya dalam pembangunan kerajaannya, bukankah piramida menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Sebuah bangunan yang begitu megah dan begitu kokoh hingga masih tetap berdiri tegak meskipun sudah berumur ribuan tahun. Namun itu juga tak membuatnya mampu lulus dengan predikat yang baik dari kehidupan ini. Ia justru menjadi salah seorang yang mendapat predikat terburuk akibat kecongkakan yang ia pupuk diatas pembangunan yang ia elu-elukan.

Begitu juga dengan Qarun, bukankah ia merupakan salah seorang yang paling sukses masalah kekayaan. Sampai-sampai kunci gudang kekayaannya pun tak mampu diangkat oleh sepuluh orang yang paling kuat di masanya. Namun itu juga tak membuatnya lulus dengan predikat baik, justru malah menjerumuskannya ke dalam keburukan. Sehingga ia diazab Allah dengan ditenggelamkan ke dalam bumi.

Lalu bagaimanakah agar kita bisa lulus dengan predikat yang baik dari pusat pembelajaran ini, ketika semua hal yang seringkali kita elu-elukan atau kita banggakan tak mampu menjamin kelulusan kita. Jawabannya sangatlah mudah, bukankah telah jelas bagi kita contoh-contoh generasi terbaik, lulusan-lulusan terbaik. Bukankah telah jelas pula contoh-contoh generasi terburuk, yang alih-alih lulus justru malah mendapat azab dari Allah SWT. Kini tinggal kita yang menentukan, kita mau menjadi yang seperti apa… karena dunia ini hanyalah sebuah pusat pembelajaran, bagaimana kita mau berlaku di dalamnya adalah keputusan kita pribadi. Namun seandainya lulus dengan predikat terbaik yang menjadi pilihan, maka sesungguhnya Iman dan Ketaatan adalah sebuah keniscayaan. (wallau a’lam)

Sebuah renungan untukku, kau, dan kita semua

Zulfikri Ali Ma’sum
Cipadu, 19/05/09

Mengapa Engkau Dicipta

Posted: 15/12/2010 in Renungan

Mengapa engkau dicipta.??

Banyak orang di dunia ini yang tidak bisa menjawab pertanyaan di atas. Namun, bagi seorang muslim jawabannya mudah, tercermin pada firman Allah yang berbunyi “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (QS.Al-Dzariyat:56). Ia merupakan hakikat yang diketahui oleh setiap muslim yang mengetahui hakikat keberadaannya di dunia ini.

Allah tidak menciptakan kita hanya untuk makan, minum, menikah, dan mati. Akan tetapi kita diciptakan untuk menyembah Allah. Dunia menjadi tidak bernilai tanpa tujuan ini.

Sungguh kasihan engkau, wahai yang keluar dari dunia tanpa mengenal Tuhanmu. Sungguh kasihan engkau, wahai yang mengira dunia hanya sebagai senda gurau, permainan, dan hasrat.

Disadur dari buku “Meminta dan Mencinta”

gunakanlah pelet, dijamin orang yang anda cintai akan memberi perhatian lebih kepada anda. meskipun awalnya ia bahkan tidak pernah menyadari keberadaan anda. namun pelet terbukti manjur untuk membuat si dia menjadi perhatian kepada anda, bahkan bisa berbalik mengejar2 anda.

penggunaan pelet tradisional sebetulnya sangatlah mudah. anda tidak perlu menyediakan bahan2 ataupun jampi2 khusus, apalagi pergi ke dukun untuk pengaplikasiannya.

yang perlu anda lakukan hanyalah beberapa tahapan sederhana di bawah ini :
1. selalu siapkan waktu luang saat bertemu si dia, jangan hanya lewat begitu saja.
2. saat anda bertemu si dia. tataplah matanya dalam2
3. jika si dia menghindari tatapan mata anda, gunakan tangan anda untuk memalingkan wajahnya ke arah anda. dan tataplah matanya dalam2

selanjutnya adalah langkah pamungkas :

4. peletkan lidah anda ke arah si dia, maka dijamin si dia akan memberi perhatian lebih kepada anda

catatan:
-langkah ke-4 hanya akan sukses jika anda lakukan di setiap kesempatan saat bertemu si dia, ingat jangan pernah lelah memeletkan lidah anda
-hasilnya akan lebih maksimal jika anda lakukan repetisi sebanyak2ny, terlebih jika di setiap peletan anda selingi dengan kata makian. ada kemungkinan si dia langsung memberi perhatian lebih pada anda saat percobaan pertama (bahkan mungkin mengejar2 anda)
-lakukanlah langkah2 tersebut dengan penuh percaya diri

dan….whola….selamat menikmati waktu anda ketika pujaan hati anda berbalik mengejar2 anda

nb: efek dari penggunaan pelet ini diluar tanggung jawab penulis (resiko tanggung masing2)

ini contoh gambar pelet…..

Aku Ingin…….Namun……

Posted: 15/12/2010 in Jurnal

aku ingin ucapkan cinta padamu
dengan berjuta puisi merayu
dan mencoba memenangkan hatimu

namun lidah ini terasa begitu kelu
membuatku terdiam dan membisu
dan membiarkanmu terus berlalu

aku ingin menghambur dan memelukmu
dalam lautan jutaan rindu
bersama untaian nada-nada syahdu

namun kuhentikan niatku
karena hati ini begitu malu
malu akan segala kealpaanku

sungguh aku mencintaimu
dan rindu ini terasa begitu menggebu
namun jiwa ini masih tak mau mendekatimu

bukan karena aku tak mencintaimu
bukan pula karena sejuta takut yang menderu
apalagi cuma milyaran rindu yang begitu menggebu

bukan itu yang membuatku kelu
bukan itu yang membuatku membisu
bukan itu yang membuatku membiarkanmu berlalu

semua kulakukan karena aku malu pada Tuhanku
aku takut tindakanku mengotori hatiku dan hatimu
merebut cahaya iman dan menjadikan hati kita kelabu

karena itulah kubiarkan kau berlalu
kututupi semua cinta dan rindu
dan kubiarkan mekar seiring dengan waktu

hingga kelak engkau halal bagiku
maka saat itulah kan mekar jutaan rindu
dan kulabuhkan semuanya dipangkuanmu

namun jika bukan itu rencana Tuhanku
maka biarlah penjagaan ini menjadi bukti cintaku
meskipun kau takkan pernah tau

karena kuyakin Tuhanku tau yang terbaik bagiku
meski akhirnya kau takkan pernah untukku
namun jalan disisi-Nya jauh lebih baik bagiku

*************************************************
zulfikri am
29 juli 2010, 00:41

BANGKITLAH…!!!

Posted: 06/02/2010 in Puisi

Ketika hati terluka
Apakah yang akan engkau lakukan?
Terpuruk, dan tak berdaya dalam kehancuran
Ataukah bangkit menyongsong kejayaan

Ketika dirimu kehilangan arah
Tersesat dalam segala ketidak pastian
Kemana kau akan langkahkan kakimu?
Apakah kau hanya terdiam tak melangkah

Cukup, sudahilah semua ini
Segera bangun dan terjaga
Jangan terus terlena oleh kegalauan
Bangkit, dan songsonglah kehidupan

Tegakkanlah kepalamu wahai sahabat
Hadapilah dunia dengan senyuman
Inilah medan perjuanganmu
Inilah tempat singgahmu

Bangkit, berusaha, dan berjayalah
Adakah pilihan yang lebih baik?
Perjalanan masih panjang
Bangkit dan songsonglah kampung akhirat

Hidupkanlah hatimu
Bangunlah malam-malammu
Jadilah mata air kebaikan
Terangilah duniamu dengan iman

Telah tiba masanya, apalagi yang kau tunggu
Segera tetapkan langkah awalmu
Tapaki langkah demi langkah jalan perjuanganmu
Hingga tiba saatmu tuk akhiri perjalanan ini

Maka akhirilah semua ini dengan sebuah senyuman
Sebuah senyum yang terindah
Senyuman yang mampu mengguncang dunia
Saat kau menatap wajah sang Kekasih Sejati

Bangkit, bangkit, dan bangkit
Apalagi yang kau tunggu

ZULFIKRI ALI MA’SUM
JAKARTA,13/04/07

SURAT UNTUK YANG TERCINTA

Posted: 06/02/2010 in Jurnal

Assalamualaikum Wr. Wb

“Cinta”…adakah kau sadari apa makna cinta…? yang selama ini terus terkubur jauh didalam hati sanubari manusia. Yang tempatnya sering kali tergantikan oleh tuhan baru yang bernama nafsu. Adakah kau sadari…?

“Cinta”…di dunia ini banyak sekali manusia yang meneriakkan cinta, serta melakukan segala tindakan yang mengatasnamakan cinta atau mengklaim bahwa segala tindakan tersebut dilakukan atas dasar cinta. Namun, adakah yang bertanya? apakah semua itu memang benar-benar atas dasar cinta?

“Cinta”… jika kutanyakan apa arti cinta… apakah yang akan kau katakan…? Mungkin kau akan mengatakan bahwa cinta adalah karunia yang Allah berikan pada tiap insan agar mereka dapat saling mengasihi, sehingga dapat menciptakan suasana hidup yang harmonis, damai, tentram dan penuh oleh kasih sayang.

Tapi “Cinta”… apakah kita sudah benar-benar memahami cinta ? apa jawabmu “Cinta”…? Sementara saat ini banyak sekali manusia yang mengatasnamakan cinta justru untuk melakukan hal-hal yang dapat menodai cinta, atau bahkan sama sekali tanpa rasa cinta.

“Cinta”… aku ingin menanyakan beberapa hal padamu. Beberapa hal yang harus kita renungi bersama. Cobalah lihat kesekelilingmu “Cinta”…! Cobalah kau resapi setiap tatapan mata…! Adakah cinta disana? jawablah “Cinta”, apa yang kau lihat disana?

“Cinta”… jika sudah kau jawab pertanyaanku, kini tanyakanlah pada dirimu! Tentang keadaan masyarakat dan lingkungan kita, atau bahkan bangsa kita. Yang seringkali mengatasnamakan cinta untuk hal-hal yang sama sekali tidak mencerminkan cinta. Maka tanyakanlah pada dirimu! Cinta manakah yang telah merenggut kehormatan begitu banyak wanita? Cinta manakah yang mampu memutuskan hubungan kasih antara orangtua dan anaknya? Cinta manakah yang bertanggung jawab atas terbuangnya bayi-bayi tak berdosa di tong-tong sampah? Cinta manakah yang bertanggung jawab atas begitu banyak kematian yang terjadi pada janin-janin, bahkan sebelum mereka merasakan kehidupan? Cinta yang manakah yang tega mencoreng kehormatan begitu banyak keluarga? Cinta yang manakah yang membuat seorang ayah tega menodai putrinya, paman menodai keponakannya? Cinta yang manakah yang membuat seorang ibu tega menggadaikan anak gadisnya? Cinta yang manakah yang telah memereteli kehormatan wanita dan menjadikan mereka sebagai barang pengumbar nafsu manusia-manusia nista? Cinta yang manakah yang bertanggung jawab atas banyaknya insan yang putus asa dan bunuh diri? Cinta yang manakah yang membuat kekasih tega membunuh kekasihnya? Cinta yang manakah yang menyebabkan begitu banyak anak kecil yang mengemis, memohon belas kasih, tanpa tempat berteduh, tanpa naungan kasih sayang, seakan-akan mereka hanyalah seonggok sampah yang terbuang begitu saja? Cinta yang mana? Cinta yang manakah “Cinta”…?

“Cinta”… katakanlah padaku, cinta yang manakah yang bertanggung jawab atas semua hal tersebut? Adakah kau tahu?

“Cinta”…masih adakah cinta disana? Itukah yang dinamakan cinta? Jawablah “Cinta”! kau pasti tahu jawabannya.

“Cinta”…kenapa semua itu bisa terjadi? Apakah sudah tidak ada lagi yang memiliki cinta? Ketika kita semua hanya terdiam melihat semua hal tersebut, masihkah kita memiliki cinta? Ataukah kita hanya tidak memahami cinta? Lalu dimanakah cinta.

“Cinta”…mungkin akan ada begitu banyak tanggapan akan hal tersebut, dan setiap tanggapan tergantung dari sudut pandang yang memberi pendapat. Tapi kukatakan padamu “Cinta”, tentang apa arti cinta yang sesungguhnya. Mungkin tak sepenuhnya benar, karena pendapat manusia tidak pernah sempurna. Tapi, Insya Allah hal tersebut akan sangat berguna bagi kita untuk membuka cakrawala baru kehidupan dan lebih membuka hati-hati kita yang selama ini mungkin tertutup. Satu hal yang pasti, cinta yang sejati ada pada Allah SWT, dan dari cinta-Nya kita dapat memahami arti cinta yang hakiki.

“Cinta”…kukatakan padamu. Cinta adalah segala yang ada disekitar kita. Cinta ada dalam setiap hembusan nafas kita. Cinta ada disetiap pandangan dan kedipan mata kita. Cinta ada disetiap debaran jantung kita. Cinta ada disetiap gerak dan langkah kita. Dan cinta selalu ada disetiap waktu yang kita jalani dan seringkali kita abaikan. Tapi “Cinta”, ketahuilah bahwa cinta itu tetap ada dan akan selalu ada.

“Cinta”…itu semua adalah bukti cinta yang diberikan Allah pada kita semua. Disadari atau tidak, cinta tersebutlah yang seringkali kita abaikan. Sehingga terkadang kita terbawa pada pemahaman yang salah tentang cinta. Sudahkah kau menyadarinya “Cinta”? Ataukah kau masih bingung dengan semua ini? “Cinta”…kutanyakan padamu. Jika Allah tidak mencintai kita, masihkah kita dapat bernafas hingga saat ini? Jika Allah tidak mencintai kita, masihkah kita dapat memandang saat ini? Bahkan manusia yang tidak dapat memandangpun sesungguhnya telah mendapatkan cinta yang lebih khusus dari Allah. Jika Allah tidak mencintai kita, akan jadi apakah kita saat ini? Masihkah kita dapat hidup seperti saat ini? Ah… “Cinta”, semua itu terlalu indah. Bahkan terlalu indah sehingga tidak dapat kungkapkan dengan kata-kata.

“Cinta”…jika kau sudah mengerti arti cinta, mungkin kau akan tertawa, atau bahkan menangis ketika kau melihat cara pandang kebanyakan manusia tentang cinta. Terkadang kita memperlakukan cinta seperti sebuah barang yang dapat diberikan, lalu diterima atau ditolak. Tapi sadarilah “Cinta”, cinta sejati bukanlah hal yang dapat tertolak. Terlalu naïf bagi kita jika kita mengatakan bahwa cinta dapat ditolak. Bukankah cinta itu memiliki begitu banyak jalan. Ia dapat hadir dalam doa, ia dapat hadir dalam nasihat, perhatian, dan pertolongan. Lalu siapakah yang dapat menolak semua hal tersebut? Sementara semua itu akan terus mengalir begitu saja walaupun hanya dalam hati.

“Cinta”…kita juga seringkali mengatakan bahwa “cintaku hanya untuk si fulan”. Namun “Cinta”, sadarilah cinta itu terlalu indah untuk diberikan hanya kepada satu orang. Cinta itu begitu luas, diakui atau tidak sesungguhnya kita tak akan pernah mampu untuk mencintai satu hal saja. Karena cinta itu bisa hadir dimana saja.

“Cinta”…cobalah kau pikirkan. Jika cinta dapat tertolak, pasti semua manusia akan beriman dan tak akan pernah ada yang mendustai Allah lantaran setiap yang mendustai-Nya pasti akan segera hancur binasa karena menolak semua cinta Allah. Tapi tidak “Cinta”, karena Allah begitu demokratis, Ia membebaskan kepada tiap makhluknya untuk memilih jalan mereka masing-masing. Toh cinta-Nya tidak pernah Ia cabut dari mereka. Cinta-Nya tetap mengalir tanpa pilih kasih. Karena itu “Cinta”, alangkah indahnya jika kita semua dapat memahami cinta Allah yang sejati.

“Cinta”…jika cinta dapat tertolak, pasti dunia ini akan hancur lebur karena akan banyak manusia yang akan menolak cinta sehingga tidak ada lagi cinta. Lalu apakah kita semua mampu bertahan hidup dalam kebencian yang telah menggantikan cinta? Mampukah kita terus hidup dalam perang yang berkepanjangan lantaran tak ada lagi cinta dihati? Mampukah kita “Cinta”?

“Cinta”…marilah kita bersama mencoba untuk memahami cinta yang hakiki. Marilah bersama kita bangun kesadaran akan cinta sehingga terjalinlah kasih sayang yang sejati dalam jalinan persaudaraan yang mulia dibawah naungan cinta Allah, yaitu Islam.

“Cinta”…contohlah Rasulullah tercinta. Betapa cintanya begitu mulia, betapa beliau tak pernah pilih kasih dalam mencintai. Dan belajarlah dari cinta Allah yang begitu mulia. Semoga kita termasuk manusia-manusia yang terhimpun dalam lindungan cinta dan kasih-Nya.

“Cinta”…hanya inilah yang dapat kusampaikan padamu, mungkin terlalu sederhana dan banyak kekurangan. Tetapi semoga dapat berguna bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr Wb

“Cinta adalah rasa bahagia karena mampu memberi arti, tanpa mengharap imbalan apapun kecuali kebahagiaan karena mampu membahagiakan orang lain. Karena jika mengharap imbalan maka itu adalah jual beli. Sedangkan cinta sejati lahir dari hati yang tulus, walaupun harus menderita demi kebahagiaan orang lain itulah cinta yang hakiki.”*

Zulfikri Ali Ma’sum

__________________________________________________________________________________________________________

*) KH. Toto Tasmara